MataNasional.co.id, Tiakur – Ketu Fraksi Gerindra John Laipeny (Jola), iya juga merupakan wakil ketua komisi II DPRD provinsi Maluku, dalam masa resesnya mendengarkan keluhan sejumlah warga lakor yang mengeluhkan kelangkaan BBM dan harga yang mencekik, mereka ingin Bangkit dari situasi kemahalan BBM yang berdampak pada mahalnya kebutuhan pokok disana, Minggu (14/09/2025)
Masa reses proses putaran terakhir di tahun ini saya bersama tim tiba di tiakur dan, setelah datang menemui warga dengan beberapa tokoh masyarakat yang datang dari lakor mereka mengeluh tentang harga BBM yang begitu tinggi kisaran Rp.20.000 sampai Rp.25.000 per liter.

Mereka menyampaikan kepada saya sebagai salah satu anggota DPRD Provinsi Maluku agar dapat menyampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) atau kepada Bapak Bupati sekiranya juga dapat menyediakan satu SPBU atau paling kecil ada pangkalan BBM yang harus hadir di pulau Lakor.
“Karena kemarin itu ada kebijakan Pemerintah MBD yakni mengenai kebijakan emergency untuk mengantisipasi kelangkaan BBM di kota tiakur dan sekitarnya makah satu titik SPBU yang harusnya beroperasi di pulau lakor dihalikan ke tiakur untuk menjawab kebutuhan masyarakat pulau moa,” katanya.
Titik SPBU kompak satu harga sesuai dengan program-programnya Bapa Jokowi (Presiden) dalam mengatasi kelangkaan BBM saat itu, telah mengeluarkan SK tahun 2020 harusnya ada di pulau lakor namun karena SPBU di tiakur tidak mampu menjawab kebutuhan masyarakat, dimana SPBU kota tiakur ini hanya mampu menyuplai BBM satu bulan satu kali dengan stok yang kecil atau terbatas.
Laipeny meminta kepada Pak Bupati sekiranya dapat mendukung investor baru untuk membuka titik SPBU atau paling kecil pangkalan di pulau lakor Apabila ada investor yang mau masuk untuk berinvestasi minyak disana, akan membantu masyarakat menikmati BBM satu harga. Dan juga berkenan memberikan kemudahan kepada mereka dalam memperoleh rekomendasi.
Pada prinsipnya setiap pengusaha minyak bertujuan untuk membantu masyarakat dalm memenuhi kebutuhan BBM yang harusnya diperlakukan atau disambut dengan baik oleh pemerintah daerah, sehingga mereka mau berinvestasi minyak di pulau lakor maupun pulau-pulau lain karena apa, Sebentar lagi kita akan menghadapi musim barat dan akan menyebabkan kelangkaan sehingga BBM naik harga dua kali lipat di setiap kecamatan atau pulau yang tidak ada SPBU-nya, katanya.
Untuk itu kita sebagai anak asli MBD mendukung pemerintah MBD untuk mengatasi persoalan-persoalan ini, saat ini belum tiba musim barat saja di sejumlah pulau atau kecamatan yang belum ada SPBU, harga BBM sangat mahal sekali bagaimana kita mau menurunkan Angka kemiskinan sementara bahan-bahan pokok akan tergantung minyak atau BBM dalam menjawab distribusi ke kecamatan atu pulau-pulau, hal ini juga mengakibatkan tingginya harga transportasi dan berdampak pada mahalnya kebutuhan pokok, tegasnya.
Laipeny berharap, kirya lewat kesempatan ini, kami meminta untuk pemerintah daerah lebih serius lagi dalam mengatasi kelangkaan dan kemahalan BBM di bumi kalwedo dan memberikan kesempatan bagi pengusaha yang mau berinvestasi minyak di kecamatan atu pulau-pulau yang tidak memiliki SPBU.
“Tapi kalu Pak Bupati punya Mitra strategi dalam proses pengendalian bahan bakar minyak, harusnya yang bersangkutan didorong untuk segera membuka pangkalan paling kecil di pulau-pulau atau kecamatan kalau tidak bisa Pak Bupati mengajak secara terbuka membuka diri mengajak Siapa saja pengusaha yang mau menanamkan investasi minyak di pulau-pulau yang belum ada SPBU-nya. (JQ27)














